Stadium General Mahasiswa Baru FAI

Fakultas Agama Islam mengadakan Kuliah Umum/Stadium General yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 30 September 2017 bertempat di Hall Gus Dur Gedung Pascasarjana Unisma Lt. 7, dihadiri narasumber utama sekaligus Guru Besar Fakultas Agama Islam Unisma yaitu Prof. Dr. KH. M. Tolhah Hasan, diikuti oleh seluruh Mahasiswa Baru angkatan tahun 2017/2018, Dosen-dosen FAI, serta perwakilan mahasiswa FAI dari semua angkatan.

Kegiatan seperti ini sudah menjadi agenda tahunan Fakultas Agama Islam setiap awal tahun akademik baru, hal itu sebagai bekal untuk menambah pengetahuan mahasiswa FAI khususnya Mahasiswa Baru (MABA) yang akan/sedang memulai menuntut ilmu di Universitas Islam Malang.

Stadium General kali ini mengangkat tema “MEMBANGUN NEGERI DENGAN MENJADI GENERASI YANG CERDAS, KOMPETITIF DAN BERAKHLAKUL KARIMAH”. Tema ini diangkat sesuai dengan proses pembelajaran yang diterapkan di Unisma yang bertujuan untuk pendidikan karakter.

Indonesia sekarang ini memiliki populasi generasi muda dengan jumlah yang sangat besar, yang diharapkan sebagiannya pada waktu Indonesia berusia 100 tahun nanti menjadi “generasi emas” bagi negara, bangsa, dan agama. “Yai Tholhah”, begitu sapaan akrab beliau di Unisma mengawali paparannya pada kuliah umum kali ini, beliau menjelaskan bahwa Generasi Emas, merupakan generasi terdidik (yang berpendidikan, berketerampilan, berkepribadian, dan berdaya-saing) yang disiapkan untuk mampu menggerakkan dan mengelola bangsa dan negara ini menuju kemajuan dan kesejahteraannya di tengah-tengah arus globalisasi dan persaingan dunia di segala bidang.

Untuk menyiapkan dan menumbuhkan generasi ini, maka salah satu instrumen yang harus dilalui adalah pendidikan yang berkualitas, yang sanggup melahirkan outputnya yang: Cerdas, Kreatif, Berkarakter, dan mampu Bersaing (Kompetitif).

Lebih lanjut Yai Tolhah menjelaskan bahwa Untuk dapat menumbuhkan “moralitas unggulan” suatu generasi, dibutuhkan pendidikan yang mempunyai konsep dan langkah strategis sebagai berikut :
1. proses intervensi; berarti menanamkan nilai-nilai unggul melalui edukasi dan pelatihan.
2. proses habituasi; berarti menyediakan fasilitas dan lingkungan pembiasaan nilai-nilai tersebut.
3. proses motivasi; berarti memberi dorongan, semangat, serta apresiasi untuk melakukan nilai-nilai tersebut.

Bagi Pendidikan Tinggi Islam, kewajiban yang harus diusahakan dapat dicapai oleh para alumnusnya, yakni :
1.kompetensi akademik;
2.kompetensi intelektual;
3.kompetensi profesional;
4.kompetensi sosial;
5.kompetensi spiritual;
6.kompetensi leadership.

=> agar menjadi “ULUL ALBAB” yang diidealkan.

Dunia pendidikan Islam membutuhkan wawasan yang jelas dan strategis, yaitu :
wawasan ke-Islaman yang benar dan rahmatan lil `alamin.
wawasan ke-Cendekiawan, yang kreatif dan produktif.
wawasan ke-Indonesiaan yang berkepribadian dan multikulturalis.