Studi Banding IAI UNJ ke FAI UNISMA

Malang, 29 November 2017. Fakultas Agama Islam mendapatkan kunjungan dari Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Agama Islam Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam rangka studi banding. Bertempat di Ruang Sidang KH. Masykur Gedung Yayasan Universitas Islam Malang, Civitas FAI menerima tamu sebanyak  60 mahasiswa dan dua dosen pendamping.

Sebagaimana tradisi yang ada di kampus Unisma, setiap akan memulai acara diawali menyanyikan lagu Indonesia raya dan Syubbanul Wathon.  Sebanyak 60 mahasiswa dan dua dosen pendamping dari UNJ mengikuti pembukaan dengan khidmat.

Studi banding ini diterima langsung oleh Dekan FAI UNISMA Drs. Anwar Sa`dullah, M.Pd.I. beserta Kaprodi. PAI (Mohammad Sulistiono, M.Pd.) Dalam sambutannya beliau mengatakan suatu kehormatan mendapatkan kunjungan dari ibu kota. “Menjadi kehormatan bagi FAI dengan datangnya Universitas Negeri Jakarta ke FAI UNISMA. Semoga silaturahim ini memperbanyak rizki dan umur.  Rizki disini bisa keilmuan. Dengan kunjungan studi banding mendapatkan ilmu baru”. Tutur Anwar Sa`dullah.

Dekan FAI juga menginformasikan bahwa tradisi nuansa pesantren dipegang kuat di UNISMA ini. “Tradisi di UNISMA ini semua aktifitas pada sholat dhuhur harus berhenti. Mohon maaf kalau nanti jam 11.30 WIB gerbang kampus akan ditutup, tidak ada yang boleh masuk dan boleh keluar, semua menuju masjid untuk sholat dhuhur berjamaah” tambahnya.

Tujuan studi banding ini untuk mengetahui bagaimana kurikulum Pendidikan Agama Islam di FAI Unisma. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu Dosen Pendamping UNJ “Tujuan kami kesini, jauh-jauh dari Jakarta untuk mengetahui bagaimana kurikulum Pendidikan Agama Islam dan kegiatan mahasiswa dalam hal ini Himpunan Mahasiswa Jurusan PAI.” Jelas Dosen Pembimbing UNJ yang memiliki nama lengkap Drs. H. Zulkifli Lubis, M.A.

Acara dilanjut dengan pemaparan dari Ketua Program Studi PAI Mohammad Sulistiyono, M.Pd. Beliau menjelaskan tentang bagaimana kurikulum di PAI, bagaimana proses penentuan mata kauliah, dan bagaimana menentukan bobot nilai di setiap mata kuliah. “Kurikulum yang kami pakai adalah kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).” ucapnya.

Menurutnya output yang dihasilkan dari pembelajaran di PAI adalah menjadi Pendidik, pengelola pendidikan, asisten peneliti dan edupeneurship (penulis). “jadi mata kuliah kami petakan yang merujuk kepada ke empat out put di atas. Seperti contoh Pendidik turunannya pedagogik, kemudian mata kuliah. “imbuhnya. Di akhir pemaparan Sulistiyono mengambil kata mutiara jadikanlah adabmu seperti tepung, dan ilmumu seperti garam. Artinya adab itu harus banyak dari ilmu.

Kemudian di teruskan dengan pemaparan dari ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Redy Eka menjelaskan tentang kegiatan mahasiswa PAI selama satu tahun.”Kita memiliki 3 biro yaitu kajian ilmiah, humas publikasi, seni kreatifitas dan Alhamdulillah program kerja yang sudah berjalan selama satu tahun yaitu seminar nasional, ta`aruf (osjur), kajian mingguan, baksos (santunan anak yatim), buletin, lomba memasak”, tegasnya.

Acara semakin meriah karena ada sesi tanya jawab. Seperti halnya yang ditanyakan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta bernama Fatih, “Apakah ada mata kuliah  membaca kitab kuning?”. Membaca kitab kuning tidak dijadikan mata kuliah namun ada program bimbingan membaca kitab kuning dan untuk penggunaan kitab disini sesuai dengan jurusan, seperti jurusan Akhwal al Syakhshiyyah (AS) mencari kitab yang mengarah ke fiqih, PGMI mengarah ke pendidikan madrasah”, dijawab oleh Nur Hasan selaku dosen Syariah di Fakultas Agama Islam.

Diakhir kegiatan ini sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, sembari berjalan melihat-lihat suasana sekitar kampus, rombongan diajak ke Masjid Kampus Ainul Yaqin untuk sholat berjamaah.

Dokumentasi kegiatan studi banding dapat dilihat pada gallery foto pada website ini. (Red:Suci/Yoyok)