Workshop PGRA FAI

Malang, 14/7/2018. Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang, Program Studi Pendidikan Guru Roudlotul Athfal menyelenggarakan Workshop kependidikan. Workshop yang mengambil tema “pengenalan calistung pada anak usia dini melalui model pembelajaran montessori” dengan narasumber utama Bunda Yunurust Rahma Ivvana, M.Psi yang diselenggarakan di Gedung B Lt 7 Unisma. Kegiatan yang diselenggarakan mulai jam 07.30 s/d 11.00 WIB ini dihadiri oleh Rektor UNISMA, Dekan FAI UNISMA, Ketua Prodi PGRA dan perwakilan ketua IGRA se-malang Raya.

Model pembelajaran anak usia dini yang menyenangkan sangat penting dilaksanakan dalam pembelajaran. Bapak Rektor UNISMA Prof Dr Masykuri Msi menjelaskan Unisma berkomitmen meningkatkan mutu guru PGRA.  Mutu guru PGRA sangat penting ditingkatkan mengingat generasi Z saat ini.  anak usia dini perlu sentuhan education dari guru PGRA. Dengan sentuhan guru PGRA yang hebat anak usia dini mampu menjadi pribadi yang hebat suatu saat nanti.

Dekan FAI UNISMA Drs. H Anwar Sa`dullah M.Pd, menjelaskan upaya meningkatkan kualitas diri guru PGRA akan terus diupayakan dalam fakultas Agama Islam UNISMA.  Dengan berbagai agenda Workshop, seminar, dan kegiatan education yang lain. Hal tersebut sebagai wujud pengabdian fakultas Agama Islam UNISMA kepada masyarakat, negara dan dunia. Dengan ketulusan hati dan keikhlasan seorang guru PGRA yang mayoritas ibu ibu ini mampu membimbing dan mengantarkan anak usia dini berkembang secara normal.

Bunda ivvana menjelaskan model pembelajaran montessori berusaha membelajarkan kepada anak usia dini dengan pendekatan yang lebih manusia. Memperlakukan anak respek dan hormat dengan mensejajar kan kontak wajah kita setinggi anak usia dini. Pembelajaran montessori mengajarkan anak bersikap mandiri, percaya diri dengan memperkecil intervensi dari guru. Jika anak melakukan hal yg salah tidak langsung di kritik melainkan di biarkan sampai dia menyadari kesalahan baru diberikan bimbingan kepada nya. Ketika guru melihat seorang anak usia dini melakukan kesalahan, maka guru harus menawarkan bantuan kepada siswa. Tetapi bila siswa tidak memerlukan bantuan guru tidak perlu memaksa memberikan bantuan. Baru pada pertemuan berikutnya kita berikan pengertian dengan bahasa sopan. Anak perlu diberikan contoh nyata dan aturan cara memegang, memakai, dan menggunakan. Dalam montessori tidak ada punishmen dan reward atau pujian yg berlebihan.  siswa hanya perlu diberikan kata motivasi, motivasi dan motivasi untuk lebih baik lagi dalam belajar. Dimontessori juga dikenal hal hal kecil seperti sensori kasar dan halus dengan lapisan amplas dengan permukaan kayu yang halus. Periode anak juga sangat diperhitungkan dalam pembelajaran montessori. Sehingga pembelajaran sesuai dengan masa perkembangan fisik maupun sensor anak usia dini.