Dies Natalis FAI – Bedah Buku

Rangkaian Dies Natalis Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang diselenggarakan kegiatan Bedah Buku. Bedah buku ini mengulas buku yang berjudul PENDIDIKAN ISLAM dan TRADISI ILMIAH karya Prof. Masdar Hilmy, MA., Ph.D. dengan menghadirkan pembicara lain Prof. Dr. Muhammad Zainudin, M.Pd.

Beberapa hal yang diulas oleh Prof. Masdar Hilmy tentang bukunya Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah. Paradikma baru dalam memandang dunia mengantar perguruan tinggi pada orientasi yang bukan hanya level regional tetapi juga lebih global. Persaingan tersebut merebutkan pasar untuk mencari calon mahasiswa dengan berbagai upaya pengembangan salah satunya membangun perguruan tinggi Go Innternational/World Class University (WCU), hal ini juga dilakukan oleh PTKAIN. Untuk menuju WCU dapat belajar dari Universitas Melbourne di Australia karena universitas tersebut masuk dalam jajaran universitas elit di dunia serta mempunyai kehidupan sosial politik yang stabil, kondusif dan nyaman dalam belajar.

PTKAIN untuk menggapai status WCU harus mempunyai beberapa langkah yaitu skema berjenjang, sistem cluster dan mobilisasi SDM. Selain itu PTKAIN haruslah berbasis kerakyatan untuk menjadi PTKAIN berkualitas. PTAI dahulu bias dikatakan ketinggalan zaman karena masih mengurus kelemahan dan kesulitan membelit, namun PTAI sekarang berhasil bermetamorfosis menuju WCU.

Karya ilmiah sangat penting dalam membangun budaya akademik kampus, karena karya ilmiah menjadi tolak ukur tingkat kesarjanaan seorang dosen atau peneliti di kampus. Karya ilmiah dapat meningkatkan budaya akademik, ideologi sebagai pemeringkatan kampus! dan sebagai sebuah refleksi.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia lebih digambarkan sebagai lembaga konservasi kitab-kitab yang tertentu yang berhaluan madzhab tertentu, terutama dibawah bimbingan ulama yang masyhur yang mayoritas di Indonesia yang bermadzhab Imam Syafi`i, berupa pembelajaran yang berkiblat pada tradisi pembelajaran di Mekkah yang secara kreatif diterjemahkan dalam bentuk/metode terjemah gundul dengan huruf arab pegon. Dengan cara mengetahui beberapa disiplin ilmu secara umum, terdapat lima disiplin ilmu; ilmu linguistic, ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu fiqih, dan akhlak tasawuf.

Peremajaan nilai-nilai aswaja di lingkungan NU, aspek pendidikan pada awal masa revolusi kemerdekaan hingga dekade 1980an jarang ditemui tenaga terampil modern. Hal ini pernah dikeluhkan oleh Gus Dur “Mencari seorang akademi di dalam NU adalah ibarat mencari tukang es pada jam 3 malam”. Beberapa karakteristik dasar dari doktrin aswaja yaitu semangat eklektisme dalam berbagai hal, misalnya tidak takut dengan hal-hal baru. Sikap moderasi sebagai kelenturan NU dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam kehidupan.

Kitab kuning merupakan elemen integral dari tradisi sebagian besar pesantren di Indonesia sehingga keterkaitan antara kitab kuning dengan pesantren seringkali digambarkan dengan dua sisi dari sebuah mata uang yang sama.

Penegasan pesantren sebagai subkultur, mengindikasikan adanya fungsi-fungsi sosial yang diperankan oleh kitab kuning melalui perantara santri sebagai transformasi sosial. Namun perlu juga ditekankan bahwa proyek penelitian tentang kitab kuning ini diharapkan menjadi bagian dari integral dari sebuah rangkaian proyek pengembangan.

Berikut dokumentasi/foto kegiatan dari Bedah Buku dapat dilihat pada Galery di website FAI.