Dies FAI-57, Doa Bersama dan Tasyakuran

14/01/2020. Fakultas Agama Islam (FAI) Unisma melakukan acara Tasyakuran yang diisi dengan istighosah dan tahlil bersama dalam rangka Dies Natalis ke 57. Acara yang diselenggarakan untuk meningkatkan kecerdasan Spiritual dan membersihkan hati serta mengambil hikmah dari sejarah dakwah FAI selama 57 tahun ini. Acara dihadiri oleh Dewan Pembina Yayasan, Rektor Unisma, Dekan FAI Unisma beserta Para Dekan di lingkungan Unisma, serta seluruh Civitas FAI.

Dekan FAI Drs. H. Anwar Sa`dullah, M.PdI mengawali sambutannya menjelaskan FAI sebagai fakultas pertama dan cikal bakal kampus Unisma telah banyak melahirkan lulusan yang sangat banyak. Mulai dari Pembina Yayasan, Rektorat dan Dosen serta Guru. Saat ini FAI mempunyai program-program bertaraf internasional seperti penyelenggaraan PPL dan KKN  serta prestasi mahasiswa baik tingkat nasional maupun internasional. Bapak Dekan FAI juga mengingatkan kembali bahwa tantangan fakultas kedepan sehingga Dosen-dosen FAI harus terus meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Selanjutnya Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si menjelaskan FAI mempunyai keunggulan yang patut dibanggakan. Pertama FAI merupakan fakultas tertua. Kedua Dosen-dosen FAI menyebar ke seluruh unit untuk penyelenggaraan kampus. Ketiga Dosen-dosen FAI akan melahirkan banyak doktor dalam waktu dekat. Keempat Dosen FAI pertama kali membuat program dan publikasi ilmiah luar negeri disusul fakultas lain. Rektor dan yayasan akan terus mensuport kegiatan kegiatan fakultas dalam mencapai visi misi Unisma

Acara berikutnya diisi oleh sesepuh sekaligus pendiri FAI Drs. H. Nur Syahid Wiyoto menjelaskan pendirian FAI awal adalah akademi pendidikan agama Islam pada tahun 59, kemudian berubah menjadi tarbiyah wa taklim, perubahan fakultas yang sejak dulu mempunyai cita cita kyai untuk mengentaskan ketertinggalan dan kemiskinan masyarakat pedesaan  dan masyarakat ekonomi bawah di zaman penjajahan. Oleh karena itu FAI UNISMA terus didorong untuk terus meningkatkan upaya mencerdaskan masyarakat baik dibidang agama maupun ekonomi. Beliau memberikan motivasi bahwa kita terus meningkatkan kualitas dan jangan putus asa dalam memajukan pendidikan sebagaimana Allah melarang umat islam dari sikap putus asa.