Dies FAI-56, Sarasehan Kebangsaan

Rabu, 21 November 2018. Dalam rangkaian Dies Natalis Fakultas Agama Islam ke 56,  dibuka dengan kegiatan-kegiatan ilmiah diantaranya Sarasehan Kebangsaan dan Launching PPL Luar Negeri. Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB dan diselenggarakan di Hall Gus Dur Gedung Pascasarjana Lt. 7 ini diikuti oleh Civitas FAI dan Mahasiswa FAI Khususnya Semester V.

Adapun rangkaian kegiatan ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Shubanul Wathon, dan Sholawat Nuril Anwar, dilanjutkan dengan sambutan-sambuatan.

Sambutan pertama disampaikan oleh Dekan FAI Drs. H. Anwar Sa`dullah M. Pd.I. Dalam paparannya beliau mengatakan tentang pentingnya kegiatan ini yang bertajuk Sarasehan Kebangsaan “Penguatan Ideologi Bangsa dan Ancaman Radikalisme di Perguruan Tinggi”. Beliau melanjutkan, isu-isu yang berkembang sekarang ini sudah banyak faham-faham Radikal yang bertolak belakang dengan falsafah Pancasila, sudah banyak tempat ibadah seperti masjid-masjid di lingkungan pemerintahan, BUMN dan lembaga lain sudah terpapar faham radikalisme, data dari BNPT/BIN ada sekitar 41 masjid yang sudah terpapar radikalisme. Di kalangan Perguruan Tinggi banyak mahasiswa, dosen terindikasi radikalis liberalis dan komunis, terutama di perguruan tinggi umum.

Lebih lanjut Beliau mengatakan dalam rangka Dies Natalis FAI ke-56 sudah diagendakan beberapa kegiatan-kegiatan diantaranya Sarasehan Kebangsaan yang sedang diselenggarakan hari ini, launcing PPL Luar Negeri, Seminar, Talkshow, serta perlombaan-perlombaan baik untuk Civitas FAI, Malang Raya maupun Madrasah-madrasah/sekolah se-jawa Timur.

Sambutan berikutnya yang sekaligus meresmikan sebagai penanda dibukanya kegiatan Dies Natalies FAI ke-56 oleh Rektor UNISMA Prof. Dr. H.Maskuri, Msi. Mengawali sambutan beliau menjelaskan FAI dengan launcing PPL Luar Negeri ini menunjukkan kemajuan dan berkembang mutunya. FAI sangat siap untuk mengadakan PPG. Selain itu dalam ranah radikalisme beliau menyatakan, Kita hidup di Indonesia jangan sampai dijajah oleh budaya lain dengan radikalisme. Kajian dan pengembangan Unisma akan mengibarkan bendera nilai-nilai agama, toleransi, kebaikan, kemanusiaan dan penelitian. Diakhir sambutan beliau dengan resmi membuka rangkaian kegiatan Dies Natalis FAI dan Launching PPL Luar Negeri Fakultas Agama Islam, yang diikuti dengan tepuk tangan para peserta sarasehan.

Masuk acara inti dengan narasumber Prof. Dr. Masud Said, Ph.D. Beliau selain sebagai Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Islam Malang juga menjabat sebagai Ketua ISNU (Ikatan Sarjana NU) Jawa Timur. Sebagai Pemateri Sarasehan beliau menyampaikan bahwa Indonesia ini dititahkan oleh Allah Swt dengan kebhinekaan. Dalam konteks kemasyarakatan maka masalah sosial yang tak tertangani secara nasional akan menggumpal menjadi antipati kepada negara. Dari Struktur lingkungan yang menghasilkan sikap radikal diantaranya adalah adanya Patron/organisasi garis keras, faham keagamaan yang eksklusif, lingkungan pendidikan/sosial yang radikal, aktifitas yang in toleran, adanya masjid/kelompok studi radikal dan adanya guru/ustadz yang radikal. Adapun beberapa penyebab menguatnya radikalisme diantaranya politisasi agama dengan mengasosiasikan kelompok tertentu seabgai paling Islami, sekelompok jaringan yang menjadikan agama sebagai media kepentingan politik, ajaran trans nasionalisme yang diikuti aktifis kampus serta stress yang dilampiaskan dengan menggunakan agama.

Mengenai keragaman dan keberagaman di Indonesia; Indonesia adalah negara yang menentukan agama mana saja yang boleh hidup di negara ini dan prinsip-prinsip agama apa saja yang boleh dipraktekkan, negara juga mengatur bagaimana tatacara beragama dalam konteks kenegaraan. Negara juga melaksanakan ibadah menurut keyakinan masing-masing.

Islam adalah agama yang Rahmatan Lil `Alamin bukan Lilmuslimin saja. Istilah doktrin keberagaman Rahmatan Lil Alamin sebetulnya masih asing bagi kita. Mungkin yang dimaksud adalah bagaimana kita menjadikan hal-hal prinsip itu diyakini seyakin-yakinnya oleh penganut agama masing-masing, namun tidak diolah sebagai modal untuk melegitimasi peperangan antar agama dan sekaligus penyebaran agama yang damai. Stressing dari semua ini adalah nilai-nilai yang bisa dikembangkan untuk menangkal radikalisme dengan budaya Islam yang Rahmatan Lil `Alamin yaitu “Giving, Loving dan Caring”.

Dokumentasi kegiatan ini dapat dilihat di galery foto website ini.